Kamis, 25 Juni 2015

My Hobby

My name is Sri Agung Suhartini, I really love photography. I love to take pictures of scenery. I think it's is amazing to take pictures of scenery, I want to follow the photography competition but I still lack confidence in the results of pictures that I take. and I like traveling, I think knowing new places that I had never visited it was amazing, I usually traveling with my best friend, she more knowing the great places to visit, I prefer traveling to the beach than the mountains, I thought the beach was more beautiful than the mountains, and on the beach can i see the sunset was very cool.

Selasa, 17 Maret 2015

Dialog Conjungtion



Dialog Conjungtion

One day in Sunday morning
·         Mom: Sarah,  I will go to the traditional market
·         Sarah: Are you serious mom? It’s 4 Am
·         Mom: Yes I’m serious
·         Sarah: So, what would you buy Mom? It’s too early
·         Mom: I will buy fresh vegetables and fruits
           I know, but if I didn’t go now, I won’t get the fruit and vegetable are fresh
·         Sarah: Oohh I see
·         Mom: So, you want to go with me or just stay at home?
·         Sarah : Okay I’m going with you mom
·         Mom : Okay lest go
After arriving in traditional market
·         Mom: Sarah, can you help me to buy an apple, mango, and banana
            I will go to buy potato, and broccoli
·         Sarah: Yes I can Mom
A few minutes later
·         Sarah: Here it is Mom
·         Mom: Okay thank you so much dear
·         Sarah: You’re welcome Mom
·         Mom: So, what do you feel Sarah? For your first time shopping in traditional market
·         Sara: I feel happy Mom, because I can buy fresh fruit and vegetable in here. Next time
          We should go to this market again to buy fresh fruit and vegetable.
·         Mom: Okay dear, now let’s go home

Senin, 05 Januari 2015

Resensi Novel Danur











Judul Buku                             : Danur
            Nama Pengarang                     : Risa Saraswati
            Penerbit, Cetakan ke-              : Bukune, 1
Kota Terbit                              : Jakarta
Tahun Terbit                           : 2011
     Jumlah Halaman                     : 216 Halaman; 13 x 19 cm
ISBN                                       : 602-220-019-9

SINOPSIS NOVEL
“ Jangan heran jika mendapatiku sedang berbicara sendirian atau tertawa tanpa seorangpun telihat sedang bersamaku. Saat itu, mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima sahabatku.
Kalian mungkin tak melihatnya… wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering disebut… hantu. Ya, mereka adalah hantu, jiwa – jiwa yang penasaran atas kehidupan yang dianggap mereka tidak adil.
Kelebihanku dapat melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukanku.kelebihan ini membawaku ke dalam persahabatan unik dengan lima anak hantu belanda. Hari – hariku dilewati dengan canda tawa peter, pertengkaran hans dan hendrick—dua sahabat yang sering berkelahi—alunan lirih biola William, dan tak lupa: rengekan si Bungsu Jahnsen.
Jauh dari kehidupan “normal” adalah harga yang harus dibayar atas kebahagiaanku bersama mereka. Dan semua itu harus berubah ketika persahabatan kami meminta lebih, yaitu kebersamaan selamanya. Aku tak bisa member itu. Aku mulai menyadari bahwa hidupku bukan hanya miliku seorang…”
“Namaku Risa. Aku bisa melihat “mereka”. Dan “mereka”, sesungguhnya, hanya butuh didengar.” – Risa Saraswati
Buku ini menceritakan tentang persahabatan Risa dan kelima sahabatnya yang berbeda dimensi lain. Awal pertemanan mereka saat Risa yang saat itu masih kelas 5 SD, dia baru saja pindah dari desa ke kota Bandung. Risa tinggal bersama nenek dan sepupunya di sebuah rumah peninggalan Belanda. Di rumah inilah Risa memulai persahabatannya dengan lima anak hantu Belanda yang bernama Peter, Hans, Hendrick, William dan Janhsen.
Sejak saat itulah mereka  berteman akrab hingga menjalin persahabatan berbeda dimensi. Hingga akhirnya persahabatan Risa dengan kelima anak hantu Belanda itupun berjalan satu tahun, Risa mulai sadar dan mendapati bahwa sahabat yang setiap hari diajaknya mengobrol itu hanyalah seonggok tulang belulang tanpa kepala yang bisa menapak di tanah dan mereka berbeda dimensi. Namun, Risa tidak mempersalahkan soal itu. Walaupun Risa dan kelima hantu Belanda itu berbeda dimensi, mereka tetap sahabat.
Mereka berlima hadir membawa warna-warna pelangi tidak hanya hitam ataupun  putih. Mereka membawa kebahagiaan dan keceriaan dalam hidupnya. Risa berusaha menjadi pendengar yang baik untuk kelima sahabat hantunya. Kebanyakan dari mereka bercerita tentang kesedihan yang dibuat oleh penjajah Jepang. Terkadang mereka menunjukan ekspresi kemarahan, sedih, menangis tanpa air mata bahkan terkadang menunjukan wujud yang sangat mengerikan. Tetapi, Risa tidak sama sekali takut. Risa berfikiran positif dan mengambil hikmah dari kejadian yang dialami oleh kelima sahabat hantunya itu.
Sudah beberapa tahun Risa dan kelima sahabatnya menjalin persahabatan. Dan saat itulah persahabatan Risa sedang diuji. Risa yang ketika itu masih belia. Membuat janji terhadap Peter. Risa berjanji mengakhiri hidupnya agar bisa hidup selamanya bersama kelima sahabat hantunya. Risa berusaha menepati janjinya dengan melakukan percobaan bunuh diri sebanyak tiga kali. Mulai dari menyayat tangannya dan meminum obat – obatan warung dalam dosis yang cukup banyak. Tapi usaha yang di lakukan Risa selalu gagal.
Risa pun menyesal karena telah melanggar janji yang dia buat bersama Peter. Alhasil, Peter pun marah besar dan mengajak empat sahabat Risa pergi meninggalkan Risa dan merekapun tak pernah muncul lagi dihidup Risa selama belasan tahun.
Selama ditinggal kelima sahabat hantunya, Risa encoba menyibukan dirinya dengan kehidupan nyatanya. Tapi tak jarang Risa bertemu dengan sahabat – sahabat hantu lainnya seperti Samantha, Ardiah, Teddy, Edwin, Jane, Sarah, Elizabeth dan Kasih. Tak sedikit dari mereka meminta bantuan kepada Risa untuk menemukan keluarga ataupun kekasih yang mereka cari. Sesungguhnya Risa sangat rindu terhadap kelima sahabat kecil hantunya itu.
Hingga Risa dewasa  kelima sahabatnya itu tidak pernah menapakkan batang hidungnya lagi. Sampai saat itu tiba, ketika Risa sedang rekaman lagu untuk albumnya. Kelima sahabat Risa muncul dan memberikan Risa dukungan. Bahkan sampai novel ini di tulis kelima sahabat Risa menemani setiap hari.

KELEBIHAN
  Buku ini sangat menarik dengan tema horror meskipun tak begitu menakutkan. Bahkan buku ini mengajarkan kita bahwa hantu juga memiliki sisi manusiawi ketika ia masih hidup. Kisah mereka pun patut di jadikan koreksi hidup kita kedepannya. Tapi percaya atau tidak terhadap kisah hantu yang Risa tuliskan itu kembali ke diri sendiri. Seperti yang dikatakan Risa “tidak perlu mempercayai keberadaan mereka, karena mereka hanya butu didengar”
KEKURANGAN
Dilihat dari sisi tampilannya atau kemasannya buku ini dicetak enggunakan kertas yang buram sehingga agak kurang menarik untuk di baca.

PESAN MORAL
Jangan pernah menyianyiakan hidup, kerena apa yang kita lakukan semasa hidup kita akan berakibat pada hidup kita di alam selanjutnya dan manfaatkanlah hidup kita sebak mungkin